BR-Badik White dan BR-Badik Black (Rp. -------------/ Pieces)


About "Assigajangeng"


On The Culture of Bugis-Makassar, "Assigajangeng" (Stabing between 2 people only) is the last way that can be taken by both parties to resolve a problem, especially regarding with"Siri" (self-regard). This method is pursued by only using the "Badik" (dagger, the traditional weapon of Bugis-Makassar) as a weapon and one "glove" as a battleground. Both fighters go into a glove and stab to each other. "Badik" which used in the fighting was unusual, it is a hereditary legacy that has a high historical value and would have killed many peoples in the past. Before fight, "Badik" will be soaked in wine and lemon to make it be sharpen and "mauso" (more powerful).


Tentang "Assigajangeng "


Dalam budaya Bugis-Makassar, "Assigajangeng"  adalah cara terakhir yang dapat ditempuh oleh kedua belah pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan suatu masalah. khususnya yang menyangkut dengan masalah "siri". Cara ini ditempuh dengan hanya menggunakan "badik" sebagai senjata dan "sarung" sebagai medan pertempuran. Kedua petarung masuk ke dalam sebuah sarung dan melakukan aksi saling tikam. Badik yang digunakan dalam pertempuran tersebutpun bukan badik biasa, tetapi merupakan warisan turun temurun yang memiliki nilai sejarah tinggi dan tentunya sudah menewaskan banyak nyawa di masa lalu. Sebelum pertarungan, badik akan direndam dalam tuak dan air jeruk nipis agar sang badik menjadi tajam dan "mauso" (ampuh).

0 comments:

Entri Populer

About Me

Foto Saya
petta gessa
Kumpulan Design Baju Kaos untuk semua golongan. Hasil rancangan anak kreatif camba yang mencoba untuk menyampaikan aspirasinya melalui detail gambar.
Lihat profil lengkapku